Editor Substansi vs Editor Bahasa: Kenali Siapa yang Bekerja untuk Naskahmu

Menulis buku bukan hanya soal menyusun kata-kata yang indah, tetapi juga memastikan bahwa isi dan penyampaian pesan dalam naskah tersebut benar-benar kuat dan tersampaikan dengan baik. Di sinilah peran editor menjadi sangat penting dalam dunia penerbitan.

Namun, tahukah kamu bahwa ada dua jenis editor yang berbeda dalam proses penyuntingan buku? Mereka adalah editor substansi dan editor bahasa. Keduanya memiliki tanggung jawab yang berbeda namun saling melengkapi untuk memastikan naskahmu siap terbit dengan kualitas terbaik.

Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai perbedaan editor substansi dan editor bahasa, serta kapan kamu membutuhkan keduanya dalam proses penulisan atau penerbitan buku.

1. Apa Itu Editor Substansi?

Editor substansi adalah orang yang bertanggung jawab menyunting isi atau konten utama naskahmu. Mereka menilai naskah dari segi logika, alur, relevansi, kelengkapan informasi, dan kesesuaian dengan target pembaca.

Tugas Editor Substansi:

  • Mengecek apakah ide utama tersampaikan dengan jelas
  • Menilai alur tulisan: runtut atau membingungkan?
  • Menyoroti argumen yang kurang kuat atau tidak relevan
  • Memberikan saran penambahan atau pengurangan bab/subbab
  • Memastikan isi konsisten dari awal hingga akhir

Singkatnya, editor substansi fokus pada “apa yang kamu sampaikan”.

Contoh: Dalam buku nonfiksi tentang parenting, editor substansi akan menilai apakah pendekatan pengasuhan yang dibahas relevan, up-to-date, dan sesuai dengan data ilmiah yang valid.

2. Apa Itu Editor Bahasa?

Editor bahasa berfokus pada gaya bahasa, tata bahasa, tanda baca, dan ejaan. Mereka memastikan naskahmu enak dibaca, tidak membingungkan, serta sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar (EYD/PUEBI).

Tugas Editor Bahasa:

  • Membetulkan kesalahan ejaan dan tanda baca
  • Menyederhanakan kalimat yang terlalu panjang atau rumit
  • Menyesuaikan gaya bahasa agar sesuai dengan target pembaca
  • Menjaga konsistensi istilah atau penyebutan nama
  • Memastikan naskah tidak ambigu atau membingungkan

Editor bahasa fokus pada “bagaimana kamu menyampaikan pesan”.

Contoh: Jika dalam naskah kamu menulis “menyusuri sepanjang jalan,” editor bahasa bisa menyarankan menyederhanakan menjadi “menyusuri jalan” agar lebih padat dan efisien.

3. Kapan Kamu Membutuhkan Keduanya?

Jika kamu ingin bukumu benar-benar siap untuk dipublikasikan secara profesional, maka kamu butuh kedua jenis editor ini. Biasanya, proses editorial dilakukan bertahap:

  1. Penyuntingan Substansi → memperbaiki isi dan struktur naskah.
  2. Penyuntingan Bahasa → memperhalus cara penyampaian isi naskah.

Beberapa penulis pemula sering melewatkan editor substansi dan hanya menggunakan editor bahasa. Padahal, memperbaiki bahasa tanpa memperbaiki isi bisa membuat naskah rapi tapi kosong atau tidak kuat secara ide.

4. Bagaimana Memilih Editor yang Tepat?

  • Pastikan editor substansi memiliki pengalaman atau latar belakang di bidang topik buku kamu.
  • Editor bahasa sebaiknya paham kaidah PUEBI dan memiliki portofolio penyuntingan.
  • Jika kamu menerbitkan lewat penerbit mayor atau indie, biasanya mereka sudah menyediakan layanan keduanya.

Kolaborasi Dua Editor, Kunci Buku Berkualitas

Perbedaan editor substansi dan editor bahasa bukan untuk dibandingkan mana yang lebih penting, tapi untuk menunjukkan bahwa naskah berkualitas lahir dari kerja sama keduanya. Seorang editor substansi memastikan ide kamu kuat, sementara editor bahasa memastikan penyampaiannya lancar dan nyaman dibaca.

Jika kamu serius ingin menerbitkan buku yang berkesan dan profesional, jangan ragu untuk melibatkan kedua editor ini dalam proses penyuntingan. Karena naskah yang bagus bukan hanya yang ditulis dengan hati, tapi juga yang disunting dengan cermat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *